Senin, 22 Februari 2010

Menjadikan anak unggul dan tangguh

Kehadiran seorang anakuntuk menjadi pribadi yang berkualitas dan memiliki kepantasan dalam dirinya untuk tampil unggul dan tangguh, ada keterlibatan lingkungan yang mendukung tumbuh kembangnya. Lingkungan yang layak memenuhi kebutuhan fisik dan psikologinya akan menjadikan anak itu tumbuh lebih optimal secara mentalnya. Anak yang tumbuh dengan rasa kasih sayang yang minim akan menjadikan anak yang memiliki kecenderungan pasif dan tidak ada empati dan kepedulian dengan sekitar.

Anak yang Bermain adalah Anak yang Cerdas
1. Belajar dan bermain bagi anak tidak dapat dipisahkan. Memberikan pemahaman pada anak akan lebih optimal melalui bermain, ada rasa senang yang membuat anak lebih mudah menerima informasi.
2. Lebih mengutamakan proses daripada hasil. Memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan potensinya walaupun hasilnya kurang sempurna tapi anak setidaknya mengetahui prosesnya.
3. Energi anak yang selalu digunakan untuk bergerak akan berpengaruh terhadap perkembangan otak melalui daya pikir dalam mengekspor kemampuannya melakukan eksperimen. Semakin banyak rangsangan pada motoriknya, semakin aktif otak bekerja menerima informasi.
4. Bermain bagi anak adalah belajar tentang banyak hal, bukan melakukan pekerjaan yang sia-sia dn hasilnya bisa dilihat kelak dewasa

Habis Imajinasi Timbullah kreativitas

Setiap anak lahir membawa kecerdasan dan kreativitasnya. Selanjutnya tergantung kita ayah bunda dan pendidik yang memberikan stimulasi untuk mengembangkan kecerdasannya.
Kreativitas di mulai dari imajinasi, ajaklah anak berimajinasi seluas mungkin dan tanamkan keberanian untuk mencoba dan memulai sehingga akan muncul rasa percaya dirinya.
Bagaimana caranya ? Aktifkan komunikasi kita dengan anak dengan melejitkan kecerdasannya untuk memunculkan daya imajinasinya.

Bagaimana ku bisa merangkulmu
Udara sangat panas sudah lama tidak turun hujan. Biasanya udara panas begini orang berjualan es pasti laris manis. Entah es campur, es lilin bahkan es batu rasanya dingin melewati kerongkongan ini menghilangkan haus. Segelas es sirup lengkap dengan es batu sudah tersedia dihadapanku. Tanpa pikir panjang kuteguk sampai tetes terakhir.
Ah...segeeer, nikmat sekali, yang tersisa hanya dua keping es batu mengkilat bagaikan kaca. Rasanya sayang kalau di buang. Kusendok es batu yang pertama lumayan besar, Uupss...ternyata es batu tergelincir dari sendok terjatuh di jalan beraspal hampir saja terlindas kendaraan yang lewat. Aha... dapat kuraih kembali es batu itu, kasihan sekali untung saja tidak terlindas mobil, pasti sakit rasanya dan hancur. Kucuci es batu dan kuletakkan di dalam mangkuk.
Aku teringat dengan sekeping es batu yang satunya, ternyata masih ada walau tinggal kecil tergerus udara panas. Pelan-pelan aku ambil supaya tidak lepas lagi dari genggaman tanganku, lama sekali karena es batunya licin waktu kuangkat. Karena udara begitu panas dan sulit ku ambil, es batu mencair ...yah tak bisa aku menikmati dinginnya es batu. Tapi aku masih punya persediaan, diliriknya es batu yang kutaruh di mangkuk. Yaps...ini dia, alamak nasibnya tidak jauh beda mencair karena udara panas. Bye...bye..!!!
Pesan : Rasa syukur membuat kita peduli dengan lingkungan alam.
Kesabaran dan keikhlasan akan menjadikan kita pribadi yang tangguh dan unggul.

Bisa karena Biasa...Just do it

Jadikan mendongeng suatu kebutuhan yang akhirnya menjadi kebiasaan, seakan sehari tidak mendengar cerita rasanya ada yang kurang.
Dengan mendongeng ada kedekatan emosional dengan anak sehingga apapun yang ingin kita sampaikan akan lebih mudah di mengerti oleh anak lewat cerita.
Mendongeng akan membuka dan memperlancar komunikasi kita dengan anak.

Bersahabat dengan sang Diri
Di sebuah keramaian kota ada sebuah toko yang menjual koran dan majalah ramai dikunjungi pembeli. Tertata rapi susunan koran dan majalah mempermudah pembeli untuk mendapatkan apa yang di carinya. Semua tersedia baik koran terbaru maupun koran bekas, dan juga majalah.
Siang hari mulai tampak suasana sepi di toko itu karena keramaian toko itu mulai terasa di pagi hari menjelang siang. Sambil menunggu pembeli yang datang..yuk kita dengarkan percakapan antara koran dan majalah. " Hai...koran bentukmu yang terbuat dari kertas tidak bagus untuk ditawarkan, bagaimana orang akan tertarik untuk membelimu ?" kata si majalah. "Lihatlah diriku terbuat dari kertas yang bagus dan mengkilat lagi, pasti banyak orang yang menyukai diriku dan tertarik untuk memilihku," lanjut si majalah seakan tidak memberi kesempatan pada koran untuk berbicara. Dengan suara pelan si koran akhirnya berucap juga," Ya biarlah aku suka dengan bentukku seperti ini, aku ingin bersahabat dengan diriku walaupun bentukku tidak sebagus dirimu yang penting aku bisa bermanfaat untuk orang banyak." Sedikit yang terucap dari pembelaan si koran tapi menyentuh sekali. Pembicaraan koran dan majalah terhenti sesaat, Kemudian datang seorang pembeli sedang bingung mencari-cari. "Aha...ini pasti sedang mencari diriku dan hendak membeli majalah yang bagus," desah si majalah dengan sombongnya. Lalu si pembeli bertanya pada penjaga toko," saya mencari koran bekas untuk di buat kerajinan. Ternyata koran terlebih dulu di ambil pembeli daripada majalah.
Pesan : Rasa syukur menjadikan kita pribadi yang ikhlas dan janganlah bersikap menyombongkan diri

Ayo...Mendongenglah

Mendongeng bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan, karena dengan mendengarkan cerita anak akan lebih mudah memahami fenomena kehidupan melalui cerita. Mendongeng dapat membangkitkan daya imajinasi anak yang memiliki keingintahuan besar. Melalui cerita kita dapat memberikan solusi alternatif bagaimana memberikan pemahaman pada anak tentang akhlak dan budi pekerti yang baik, sehingga karakter mereka akan terbangun dengan sendirinya.

Aku adalah Aku
Di sudut jalan terlihat seorang bocah sedang duduk sendiri sambil mengamati kendaraan yang melintas didepannya. Usia bocah itu sekitar tujuh tahun. Di sampingnya terhampar barang dagangan yang siap untuk dijajakan. Rupanya si bocah sedang kelelahan setelah setengah hari berjalan menjajakan jualannya. " ah..masih sedikit yang terjual, aku tidak boleh pulang, kalau bisa hari ini daganganku habis terjual," gumamnya sambil menyeka keringatnya. Panas menyengat disertai angin yang menyejukkan membuat si bocah tidur terlelap, tiba-tiba ada seorang ibu menghampirinya sambil menyodorkan selembar uang kertas ribuan. " Oh..ibu mau membeli dagangan saya ?" setengah sadar bocah menawarkan dagangannya. "Tidak..ini untuk kamu buat beli minum," kata ibu yang kasihan melihat bocah itu kayaknya kehausan di tengah panasnya hari itu. Tapi apa gerangan jawaban si bocah," Maaf bu, bukannya saya tidak menghargai pemberian ibu tapi kalau ibu berkenan belilah dagangan saya sebesar uang yang ibu sodorkan, itu lebih mulia dan tentu saja dengan senang hati saya akan menerimanya. Wah ni bocah kalau ngomong melebihi usianya, mungkin saja pengalaman hidup mengajarkan ia lebih mandiri dan dewasa.
Pesan : Jangan mudah mengeluh dan putus asa dalam setiap kondisi apapun

Kamis, 27 Agustus 2009

Andai kutahu.....

Kehadiran anak walaupun tidak ada hubungan lahiriah seperti mengasuh anak-anak di sekolah, tidak akan ada kata berat jika kita tahu dan memahami tentang dunia anak. Pendekatan terhadap anak merupakan suatu latihan kesabaran dalam menghadapi tingkah polanya dan dibutuhkan ketenangan untuk merasakan kedekatan dengan anak. Andai kutahu....
1. Untuk merasakan nikmatnya disenangi anakusia dini, masuklah kedalam dunianya dengan
ikhlas. Dunia anak adalah dunia bermain yang penuh dengan fantasi dan dunia khayal.
Misalnya anak menanyakan tentang, "Hutan itu apa sih ? " Nah...jawablah denganbercerita
tentang hutan dan isinya menggunakan gambar, gerakan dan lagu yang membuat anak
berfantasi dan ada keceriaan yang komunikatif sehingga anak menikmati betul suasana
hutan dan akan terpatri dalam memorinya.
2. Indahnya bersama anak usia dini, jika kita bisa memahami bahwa anak mempunyai lebih
dari satu kecerdasan. Janganlah memberikan label "anak bodoh" hanya karena satu
kecerdasannya tidak berkembang. Dekati anak dengan melejitkan kecerdasan yang lain.
Misalnya kecerdasan logika matematika kurang optimal tapi si anak cerewet banget,
lejitkan kecerdasan bahasanya dengan mengajak bercerita tentang keseharian dirinya.
3. Kebersamaan dengan anak usia dini bisa kita lalui dengan mengoptimalkan masa
keemasannya dengan kegiatan yang melibatkan semua panca inderanya. Anak belajar
dengan panca inderanya. Misalnya membuat topi, ajaklah anak melipat kertas menjadi topi
dan berikan kebebasan untuk berkreasi sendiri tidak harus sama dengan yang kita buat.
Bolehkah sambil bernyanyi ?....kenapa tidak ? Kelas tidak harus sepi dan tenang tapi
ramai sambil beraktivitas ada sesuatu yang dihasilkan. Anak belajar sesuai dengan gaya
nya.
4. Keberkahan selalu tercermin jika selalu ada senyum di setiap mendampinig anak usia dini.
Jangan pelit menebarkan senyum pada saat bersama anak..tampilkan keceriaan dengan
tulus karena bagi anak di sini senang di sana senang, tiada hari tanpa keceriaan.
5. Nikmatnya bermain dengan anak usia dini, jika selalu ada perubahan di setiap kegiatannya
sehingga anak merasa penasaran permainan apa lagi yang akan dihadirkan besok..besok
dan besoknya lagi. Selalu ada yang baru dan tidak monoton membuat anak jadi rindu
untuk selalu BELAJAR

Bunda dan sahabat pendidik
Dunia anak adalah bermain yang penuh dengan imajinasi
Setiap anak memiliki kecerdasan majemukRata Kiri
Anak belajar melalui panca inderanya
Belajar bagi anak selalu ada perubahan yang dinamis
Harapan bagi anak ada senyuman di setiap ucapan
Andai kutahu...tak kan lagi ada kejenuhan saat mendampinginya

Kamis, 20 Agustus 2009

Tak gendong kemana-mana....enak toh

Sebait lagu dari almarhum mbah surip mengingatkan masa kecil yang tak lepas dari gendongan. Kala menangis di gendong, ketika sakit di gendong bahkan tatkala di suapi kadang dalam gendongan. Itu adalah wajar pada saat-saat awal kelahiran kehadiran bocah masih peka dengan sentuhan. Tapi lambat laun sejalan dengan perkembangannya, berikanlah kebebasan pada anak untuk mengenal dunia sekitar. Lepaskan dari gendongan yang membuat mereka terkungkung. Biarkanlah mereka menikmati dunianya. Tugas kita hanya mengawasi dan memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhannya.
Kalau anak kita selalu di gendong (dalam arti dikekang, dilarang ) maka tanpa kita sadari kita menghambat perkembangannya yang semestinya mereka sudah saatnya mengenal dunia luar. Anak balita mempunyai keingintahuan yang besar, maka berikanlah dia ruang untuk mengeksplor keinginannya, misalnya pada saat kita mencuci baju kadang anak kita mengekor dari belakang ingin juga mencuci.Apa yang harus kita lakukan? Berikan juga dia wadah untuk mencuci sehingga bisa merasakan lembutnya busa sabun dan dapat menggerakkan tangannya membilas cucian. Lalu biasakanlah anak untuk membereskan kembali apa yang sudah dilakukannya. Ini adalah bentuk pembelajaran di rumah dan kita orangtua sebagai gurunya.
Belajar adalah perubahan perilaku melalui serangkaian pengalaman. Bagaimana dengan kejadian mencuci tadi ? apakah terjadi proses belajar ? Tanpa kita sadari kalau hal ini kita lakukan secara kontinyu dalam arti memfasilitasi keingintahuan anak untuk mencoba sesuatu maka banyak pengalaman yang mereka peroleh dan akan timbul rasa percaya diri bahwa mereka bisa melakukannya serta kemandirian mereka akan terbangun sejalan dengan kedisiplinan yang terbentuk pada diri seorang anak. Jadi pahamilah jiwa anak yang selalu ingin tahu, ingin meniru, ingin mencoba sesuatu dan berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikannya, anak-anak inilah yang kelak akan menjadi pribadi yang tangguh.
Lalu bagaimana dengan lingkungan formalnya ? Sekolahku adalah Rumahku...jadikanlah sekolah adalah rumah bagi anak, sehingga merasakan kenyamanan dan keceriaan dalam melakukan aktivitas tanpa rasa tertekan. Perlakukanlah anak sesuai dengan perkembangannya dan masuklah kita ke dunianya yaitu dunia bermain.Bukan sebaliknya memperlakukan anak sesuai dengan keinginan kita dan bahkan anak yang masuk ke dunia kita yaitu dunia orang dewasa yang di kerdilkan. Wujudkanlah keingintahuan anak yang begitu besar melalui pengalaman nyata di dalam kelas. Kebiasaan anak meniru kegiatan yang dilakukan dirumah dapat pula kita jadikan sebagai sumber belajar, seperti mencuci. Sediakan media mencuci dengan kain perca kemudian sediakan pula seutas tali untuk menjemur. Pada saat menjemur pergunakanlah penjepit baju yang disertai kartu angka. Pada kondisi ini, adakah proses belajar? Anak tidak merasakan belajar tapi bermain sambil belajar. Dan ada pengalaman yang mereka peroleh dari proses mencuci dan mengeringkan. Biasakanlah anak untuk membereskan kembali apa yang sudah dikerjakan.
Tak gendong kemana-mana...enak toh!!! Berada di zona nyaman dan over protektif hanya akan membuat anak tidak bisa menemukan jati dirinya,maka dari itu biarkanlah anak sedini mungkin untuk mengeksplor dunianya.

Bunda dan sahabat pendidik
Jadikanlah sabar untuk memahaminya
Peliharalah kata sebagai doanya
Berikanlah sentuhan wujud kasih sayangnya
Yakinlah campur tangan-Nya sebagai bentuk keikhlasan

Rabu, 22 Juli 2009

Keberagaman dalam keceriaan

Aku seorang anak yang kehadiranku di dunia banyak dianugerahi keindahan, apa yang aku inginkan selalu ada, apapun yang aku impikan pasti terlaksana, indahnya dunia masa kecil aku rasakan dengan kebahagiaan. Hai, lihat disana juga ada seorang anak yang kehadirannya diselimuti keterbatasan, aku ingin mewujudkan anganku tapi support lingkunganku tidak ada hanya keterbatasan yang membuat aku terkungkung, tetapi aku masih memiliki keceriaan menikmati masa kecilku. Nun jauh di sudut sana terlihat seorang bocah duduk bersila tidak menghiraukan keramaian disekitarnya. Asyik dengan mainannya sendiri. "Aku juga seorang anak yang ingin melalui masa kecilku dengan kesempurnaan," Suara hatinya berbisik. Andai suara itu keluar dari mulut mungil si bocah,tapi apa daya ketidaksempurnaan menemaninya melewati dunianya. "Tapi ketidaksempurnaan tidak membuat aku untuk tidak ceria," pinta suara hati yang lirih.

Yah..apapun keberagaman seorang anak hadir di dunia, keceriaan selalu ia tampilkan dalam melewati masa-masa kecilnya. Duniaku adalah bermain, keceriaan adalah nafasku. Itulah yang selalu ada dibenak anak-anak kita tanpa mempedulikan kondisi yang ia hadapi hari ini, kemarin dan esok. Hari ini mereka nikmati karena hari ini yang mereka miliki tanpa memikirkan lagi apa yang sudah dilaluinya kemarin dan tidak ada beban untuk memikirkan apa yang akan dikerjakannya esok hari. Mereka nikmati yang ada sekarang. Ini adalah wujud syukur dari seorang anak kepada Sang Pencipta dan jarang kita temui pada orang dewasa.

Bocah kecilku
Bermainlah dengan nafas keceriaanmu
Ciptakan banyak mimpi dalam setiap gerakmu
Lantunkan suaramu dengan senyuman
Selalulah berbagi untuk persahabatan
Bagimu...anak anak Indonesia